Komunikasi Anies dan Ahok Jelang Pilkada Jakarta 2024 : Tanda-Tanda Koalisi?
Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tampak mulai menjalin hubungan yang lebih mesra dengan Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, setelah sering berseteru dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Meskipun keduanya pernah menjadi lawan politik yang sengit, kini mereka saling berkomunikasi melalui WhatsApp dan bertemu dalam suasana yang lebih santai.
Dalam pernyataannya kepada media, Anies mengungkapkan bahwa komunikasi dengan Ahok dilakukan semata-mata sebagai teman. “Ngobrol sebagai teman saja, sebagai sama-sama warga. Hal yang biasa kan itu sebetulnya. Teman-teman kan juga komunikasi dengan siapa saja,” kata Anies dalam wawancara dengan YouTube Kompas TV pada Selasa (30/7/2024). Anies menekankan bahwa mereka tidak membahas urusan politik dalam percakapan mereka, termasuk isu-isu terkait Pilkada Jakarta.
Ahok pun membenarkan apa yang disampaikan Anies tentang hubungan mereka. “Komunikasi kami sewajarnya teman,” ujar Ahok, seperti dilansir dari Wartakotalive.com. Ia menambahkan bahwa selain melalui WhatsApp, mereka juga bertemu secara langsung dalam sebuah acara sosial. “Saya terakhir ketemu di acara pernikahan anak dari teman beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Upaya Mengikis Perseteruan
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai bahwa jalinan komunikasi antara Anies dan Ahok merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketegangan politik yang selama ini ada antara keduanya serta pendukung mereka. “Harus diakui, sejak muncul wacana tentang kemungkinan koalisi antara PDI-P dan Anies di Jakarta, menjelaskan dan meyakinkan pemilih yang selama ini memiliki pandangan yang berbeda adalah sebuah tantangan,” ungkap Adi kepada Kompas.com pada Rabu (31/7/2024).
Adi menjelaskan bahwa komunikasi yang dijalin antara Anies dan Ahok seolah berfungsi sebagai jembatan untuk mencari titik temu dan pengertian politik bersama. “Jika nantinya PDI-P dan Anies berkoalisi, diharapkan hal ini tidak mengejutkan pendukung masing-masing. Komunikasi antara mereka ini bisa jadi adalah bagian dari upaya untuk menyusun narasi yang bisa diterima oleh publik,” tambahnya.
Strategi PDI-P
Adi menambahkan bahwa komunikasi antara mereka dapat dianggap sebagai bagian dari strategi PDI-P. “Ini semacam pra kondisi untuk mempersiapkan segala kemungkinan jika PDI-P dan Anies bisa bekerjasama dalam pilkada. Ahok bisa saja dijadikan mediator oleh PDI-P untuk mempermudah proses pembentukan narasi politik yang lebih mudah diterima,” tutur Adi.
Jejak Perseteruan
Sebelum kedekatan mereka saat ini, Anies dan Ahok memiliki beberapa perseteruan publik yang cukup menonjol. Berikut adalah beberapa contoh konflik antara keduanya :
- Gaya Kepemimpinan Ahok: Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies mengkritik gaya kepemimpinan Ahok yang dinilai terlalu mengandalkan sosoknya sebagai gubernur. Anies berargumen bahwa kepemimpinan yang baik seharusnya melibatkan kerja sama tim dan bukan hanya bergantung pada satu individu.
- Reklamasi Teluk Jakarta: Perseteruan antara Anies dan Ahok juga terlihat dalam isu reklamasi Teluk Jakarta. Ahok mendukung proyek tersebut dengan alasan potensi kontribusi ekonominya, sementara Anies menganggap dukungan Ahok terhadap reklamasi sebagai tindakan yang tidak berpihak pada rakyat kecil.
- Program Rumah DP 0 Persen: Ahok juga pernah mengkritik program rumah dengan uang muka 0 persen yang digagas Anies. Ahok menilai program tersebut tidak realistis dan mempertanyakan sumber pembiayaannya.
Dengan munculnya kedekatan ini, diharapkan kedua belah pihak dapat mengatasi perseteruan masa lalu dan membangun kerja sama yang konstruktif menjelang Pilkada 2024.