Mengapa TikTok Perlu Berkontribusi untuk BTS?
Mengapa TikTok Perlu Berkontribusi untuk BTS? Akses internet telah menjadi kebutuhan pokok di era digital. Sama seperti saluran telepon di masa lalu, internet memungkinkan orang untuk berkomunikasi, belajar, bekerja, dan mengakses informasi penting.
Namun, jutaan orang di seluruh dunia masih belum memiliki akses internet yang terjangkau dan adil. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan, komunitas berpenghasilan rendah, dan kelompok marjinal lainnya.
Platform digital raksasa seperti Google, Facebook, dan TikTok mendapatkan keuntungan besar dari internet.Mereka menggunakan infrastruktur yang dibangun dan dipelihara oleh operator telekomunikasi untuk menyediakan layanan mereka kepada miliaran pengguna.
Namun, platform ini tidak berkontribusi secara langsung dalam memastikan akses internet yang terjangkau dan adil bagi semua orang.
Di Amerika Serikat, program subsidi internet broadband pemerintah yang membantu 23 juta rumah tangga berpenghasilan rendah kehabisan dana pada Mei lalu. Program ini ditutup setelah Gedung Putih gagal mendapatkan persetujuan Kongres untuk mengalokasikan US$ 6 miliar lagi.
Sejak 2020, Kongres AS telah mengalokasikan total US$ 17 miliar untuk membantu keluarga berpenghasilan rendah dan orang-orang yang terkena dampak Covid-19 mendapatkan internet gratis atau berbiaya rendah.
Namun, dana ini tidak cukup untuk mengatasi kesenjangan akses internet yang signifikan di negara ini.
Di Indonesia, pola serupa diterapkan melalui Badan Aksesibilitas Universal Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI). Seluruh pelaku industri telekomunikasi di Indonesia menyisihkan sebagian dari pendapatan kotornya untuk dana USO. Dana ini digunakan untuk membangun infrastruktur internet di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Ada beberapa usulan di Kongres AS yang mewajibkan perusahaan teknologi dan penyedia broadband untuk berkontribusi pada dana USO.
Langkah ini dapat membantu memastikan bahwa semua orang memiliki akses internet yang terjangkau dan adil, seperti halnya akses terhadap saluran telepon di masa lalu.
Platform digital raksasa memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk membantu mengatasi kesenjangan akses internet.
Mereka harus berkontribusi pada dana USO atau mendukung inisiatif lain yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk terhubung ke internet dan memanfaatkan manfaatnya.
Di Indonesia, BAKTI perlu terus diperkuat dan diperluas jangkauannya.
Pemerintah juga perlu mendorong partisipasi aktif dari sektor swasta dan masyarakat sipil dalam upaya mewujudkan akses internet yang merata dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Akses internet yang terjangkau dan adil adalah hak asasi manusia di era digital. Kita semua harus bekerja sama untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam kemajuan teknologi dan informasi.