Pentingnya Penerapan Ekonomi Sirkular dalam Keseharian untuk Pembangunan Berkelanjutan

Febi Nugraha
Febi Nugraha - content writter
2 Min Read

Pentingnya Penerapan Ekonomi Sirkular dalam Keseharian untuk Pembangunan Berkelanjutan

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengajak masyarakat untuk meningkatkan penerapan ekonomi sirkular dalam kehidupan sehari-hari guna menjaga kelestarian lingkungan. Menurutnya, langkah ini sangat penting untuk mengakselerasi proses pembangunan dan mendukung tumbuh kembang generasi mendatang yang lebih baik.

“Ancaman kerusakan lingkungan yang dapat mengganggu keseimbangan dalam proses pembangunan dan kehidupan manusia semakin nyata. Penerapan ekonomi sirkular merupakan salah satu langkah konkret untuk menekan ancaman tersebut,” ujar Lestari dalam keterangan tertulis, Jumat (26/7).

Lestari mengungkapkan bahwa berbagai lembaga internasional telah mengidentifikasi tiga krisis besar yang sedang berlangsung bersamaan: krisis iklim, krisis biodiversitas, dan krisis polusi. Ketiga krisis ini saling berkaitan dan saling memperkuat, menciptakan tantangan yang kompleks terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan manusia.

United Nations Development Programme (UNDP) melaporkan bahwa krisis lingkungan global yang dihadapi saat ini menjadi masalah serius yang memengaruhi semua aspek kehidupan manusia.

“Ancaman terhadap lingkungan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari kita harus segera diantisipasi dengan langkah nyata,” tegas Lestari, yang akrab disapa Rerie. Ia menambahkan bahwa penerapan prinsip keberlanjutan harus menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu prinsip penting dalam ekonomi sirkular yang harus diterapkan adalah prinsip 9 R, yaitu: Refuse (menolak), Rethink (mikir ulang), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Repair (memperbaiki), Refurbish (memperbarui), Remanufacture (memproduksi ulang), Repurpose (menggunakan dengan cara lain), dan Recycle (mendaur ulang). Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan efisiensi sumber daya dapat meningkat dan produksi sampah dapat dikendalikan.

Lestari berharap bahwa penerapan prinsip-prinsip berkelanjutan ini bisa menjadi budaya di masyarakat, sehingga dapat mempercepat proses pembangunan yang telah direncanakan. Dia juga menekankan perlunya dukungan dari semua pihak—baik pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah maupun masyarakat—untuk mewujudkan masyarakat yang peduli terhadap keseimbangan lingkungan.

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *