Mahasiswa Uniska Sisik Ikan Gabus Jadi Penawar Diabetes. Dalam upaya mencari solusi alternatif pengobatan diabetes, sekelompok mahasiswa Farmasi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB Banjarmasin berhasil menciptakan inovasi yang menjanjikan. Mereka berhasil mengembangkan nanoemulgel dari kolagen sisik ikan gabus untuk mempercepat penyembuhan luka pada pasien diabetes.
Seperti diketahui, diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah luka yang sulit sembuh. Melihat permasalahan ini, Nafisah Sofia Apriliyana bersama tiga rekan timnya,Ainur Ridha, Luthfiah, dan Rajmi Septia, terdorong untuk memanfaatkan potensi alam yang ada di Kalimantan Selatan,khususnya ikan gabus.
“Sisik ikan gabus yang selama ini dianggap limbah, ternyata memiliki kandungan kolagen yang sangat tinggi. Kolagen ini memiliki peran penting dalam proses penyembuhan luka,” ujar Nafisah.
Proses Penelitian
Penelitian yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini telah berjalan selama tiga bulan. Tim mahasiswa tersebut berhasil mengekstrak kolagen dari sisik ikan gabus dan kemudian diformulasikan menjadi nanoemulgel.
“Nanoemulgel ini memiliki ukuran partikel yang sangat kecil sehingga mudah meresap ke dalam jaringan kulit. Selain itu,nanoemulgel juga dapat meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas kolagen,” tambah Nafisah.
Potensi yang Menjanjikan
Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa nanoemulgel dari kolagen sisik ikan gabus memiliki potensi yang sangat baik dalam mempercepat penyembuhan luka pada hewan model diabetes. Tim peneliti berharap inovasi ini dapat menjadi alternatif pengobatan bagi penderita diabetes yang mengalami kesulitan dalam penyembuhan luka.
“Kami berharap penelitian ini dapat terus dikembangkan dan diuji secara klinis pada manusia. Jika berhasil, ini akan menjadi kabar baik bagi penderita diabetes di seluruh Indonesia,” kata Nafisah.
Dampak Positif bagi Masyarakat
Penemuan ini tidak hanya memberikan harapan baru bagi penderita diabetes, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan gabus. Dengan adanya pemanfaatan sisik ikan gabus sebagai bahan baku pembuatan obat, maka nilai ekonomis ikan gabus akan meningkat.
Tantangan dan Harapan
Meskipun hasil penelitian ini sangat menjanjikan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti pengembangan skala produksi, uji klinis pada manusia, dan mendapatkan izin edar dari BPOM. Namun, tim peneliti optimis bahwa inovasi ini akan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.