Pria Inggris Gugat Apple Rp 103 Miliar Karena Ketahuan Selingkuh
Pria Inggris Gugat Apple Rp 103 Miliar Karena Ketahuan Selingkuh. London, 24 Juni 2024 – Seorang pria Inggris yang tidak ingin disebutkan namanya menjadi perbincangan hangat setelah menggugat Apple senilai 5 juta poundsterling (sekitar Rp 103 miliar) atas perannya dalam perceraiannya. Kasus ini menjadi sorotan karena mengangkat isu privasi data dan potensi risiko teknologi sinkronisasi antar perangkat.
Awal Mula Perselingkuhan dan Ketahuan
Pria ini, yang telah menikah selama 20 tahun, menggunakan iPhonenya selama beberapa tahun untuk bertukar pesan dengan penyedia jasa pekerja seks. Ia berusaha menyembunyikan perselingkuhannya dengan menghapus pesan-pesan tersebut dari ponselnya. Namun, usahanya sia-sia.
Tanpa sepengetahuannya, pesan-pesan tersebut tersinkronisasi dengan iMac keluarga melalui fitur iCloud. Sang istri yang curiga, kemudian memeriksa iMac dan menemukan bukti perselingkuhan suaminya. Hal ini pun berujung pada perceraian yang pahit.
Gugatan Terhadap Apple
Merasa dirugikan, pria ini menuntut Apple atas kelalaian dalam melindungi privasinya. Ia berargumen bahwa Apple tidak memberikan peringatan yang jelas tentang fitur sinkronisasi pesan, sehingga ia tidak mengetahui bahwa pesannya dapat diakses dari perangkat lain.
Pria ini menuduh Apple lalai dalam:
- Memberikan informasi yang memadai tentang fitur sinkronisasi pesan.
- Menyediakan kontrol privasi yang tidak memadai untuk melindungi data penggunanya.
- Membuat sistem yang memungkinkan pesan yang dihapus dari satu perangkat masih dapat diakses dari perangkat lain.
Akibat kelalaian Apple, pria ini mengklaim mengalami kerusakan emosional dan finansial yang signifikan. Ia menuntut ganti rugi atas:
- Penderitaan emosional dan mental yang dialaminya akibat perceraian.
- Kehilangan aset finansial dalam proses perceraian.
- Biaya hukum yang dikeluarkan untuk perkara ini.
Kasus Masih Berlangsung
Kasus ini masih dalam proses persidangan di pengadilan London. Pihak Apple belum memberikan komentar resmi terkait gugatan tersebut.
Dampak Hukum dan Pelajaran Berharga
Kasus ini menjadi preseden penting dalam kaitannya dengan privasi data dan teknologi sinkronisasi. Pengguna perlu lebih waspada terhadap pengaturan privasi mereka dan memastikan bahwa mereka memahami bagaimana data mereka dibagikan dan disimpan.
Berikut beberapa pelajaran berharga yang dapat diambil dari kasus ini:
- Pahami pengaturan privasi Anda: Luangkan waktu untuk mempelajari pengaturan privasi pada perangkat dan layanan yang Anda gunakan. Pastikan Anda hanya membagikan data yang Anda inginkan dan batasi akses ke data pribadi Anda.
- Gunakan kata sandi yang kuat dan unik: Gunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap akun dan layanan online Anda. Hindari menggunakan kata sandi yang mudah ditebak atau yang sama untuk beberapa akun.
- Berhati-hatilah dengan apa yang Anda bagikan secara online: Pikirkan dua kali sebelum membagikan informasi pribadi atau sensitif secara online. Ingatlah bahwa jejak digital Anda dapat bertahan lama.
- Waspadai fitur sinkronisasi: Jika Anda menggunakan fitur sinkronisasi antar perangkat, pastikan Anda memahami bagaimana data Anda disinkronkan dan dibagikan. Periksa pengaturan privasi untuk fitur sinkronisasi dan batasi akses jika perlu.
Kasus pria Inggris ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya melindungi privasi data di era digital.Dengan memahami risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan, kita dapat meminimalkan kemungkinan penyalahgunaan data pribadi dan melindungi diri dari konsekuensi yang tidak diinginkan.