Serangan Hacker PDNS Surabaya: Penyelidikan Berlanjut
Serangan Hacker PDNS Surabaya: Penyelidikan Berlanjut. Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya masih bergelut dengan dampak serangan hacker ransomware yang terjadi sejak 20 Juni 2024. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terus berupaya melakukan pemulihan dan mengusut sumber serangan.
Dalam konferensi pers pada Rabu (26/6/2024), Kepala BSSN Hinsa Siburian menyampaikan bahwa penyelidikan terkait sumber kebocoran data yang menyebabkan serangan masih berlangsung. Sebagai langkah antisipasi, BSSN telah menelusuri PDNS di Batam dan Serpong dan memastikan kedua lokasi tersebut aman dari serangan ransomware.
“Kami telah melakukan isolasi. Tadinya ketiga PDNS saling terhubung, sekarang Surabaya diputus dari Serpong dan Batam,” jelas Hinsa.
Sementara itu, Dirjen IKP Kominfo Usman Kansong mengungkapkan bahwa fokus utama pemulihan adalah pada tenant-tenant yang memiliki backup data.
“Prioritas kami adalah pemulihan pelayanan publik. Hari ini sudah 5 tenant yang pulih,” ujar Usman.
“Kami berharap 18 tenant lainnya bisa pulih paling lambat akhir bulan ini,” tambahnya.
Serangan hacker pada PDNS Surabaya berdampak pada terganggunya akses data ke 282 data Kementerian, Lembaga, dan Daerah. Saat ini, 44 data di antaranya telah berhasil dipulihkan.
Upaya pemulihan dan investigasi ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengatasi dampak serangan cyber dan memulihkan layanan publik sesegera mungkin.
Berikut beberapa poin penting dari informasi di atas:
- Penyelidikan sumber serangan masih berlangsung.
- PDNS Batam dan Serpong aman dari serangan ransomware.
- Pemulihan diprioritaskan pada tenant yang memiliki backup data.
- 5 tenant telah pulih, 18 tenant ditargetkan pulih akhir bulan ini.
- Serangan berdampak pada 282 data, 44 data telah pulih.
Pemerintah terus berupaya untuk meminimalisir dampak serangan ini dan meningkatkan keamanan sistem data nasional.Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi serangan cyber lainnya.