Rata – rata Masyarakat Indonesia Miskin Tapi Bahagia. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia, walaupun hidup dalam kemiskinan, tetap merasa bahagia. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) yang dilakukan oleh BKKBN.
“Bangga itu ada (indikator) tenteram, mandiri, bahagia. Skor kita yang tertinggi adalah kebahagiaan, skornya 72. Sedangkan skor kemandirian 51. Kemudian skor ketenteraman sekitar 56 atau 57,” kata Hasto dalam keterangan yang disampaikan pada Jumat, 19 Juli 2024.
Berdasarkan data tersebut, Hasto menjelaskan bahwa meskipun kemandirian masyarakat masih lemah, namun tingkat kebahagiaan mereka tetap tinggi. Ia menegaskan bahwa masyarakat Indonesia tetap bisa bersyukur dan tidak merasa sedih meskipun hidup dalam kemiskinan.
“Begitu kenyataannya. Masih bisa bersyukur. Meskipun masih miskin tapi tidak sedih,” ungkapnya.
Hasto menjabarkan tiga indikator pengukuran iBangga. Pertama, indeks ketenteraman yang berkaitan dengan status pernikahan dan kelengkapan dokumen. Kedua, indeks kemandirian yang erat kaitannya dengan faktor ekonomi. Ketiga, indeks kebahagiaan yang ditandai dengan kehidupan bersosialisasi, gotong royong, berwisata, rekreasi, berkomunikasi, dan berinteraksi.
“Itu memang happy kita. Kalau di kampung jaga gardu, ronda ramai-ramai, ketawa-ketawa, padahal hutangnya banyak,” urai Hasto.
Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun masyarakat Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal kemandirian ekonomi, namun mereka tetap mampu menemukan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah melalui BKKBN akan terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.
Rata – rata Masyarakat Indonesia Miskin Tapi Bahagia