Ribuan Buruh Tolak Tapera: Aksi di Depan Istana
Ribuan Buruh Tolak Tapera: Aksi di Depan Istana. Ribuan buruh dari berbagai organisasi serikat pekerja, dipimpin oleh Presiden Partai Buruh dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, berencana melakukan unjuk rasa di depan Istana pada tanggal 6 Juni 2024. Mereka menentang keras kebijakan Tapera yang dianggap tidak menguntungkan pekerja.
Menurut Said Iqbal, kebijakan Tapera memberikan beban berat pada pekerja dengan iuran yang tinggi namun tidak menjamin kepemilikan rumah setelah bertahun-tahun berkontribusi. Ia juga menyoroti bahwa pemerintah hanya berperan sebagai pengumpul iuran tanpa mengalokasikan dana dari APBN atau APBD, sehingga tidak bertanggung jawab dalam menyediakan rumah.
Selain masalah tersebut, ada potensi korupsi dalam penyaluran dana Tapera dan kerumitan dalam pencairan dana. Di samping menolak PP Tapera, para buruh juga menyinggung isu lain seperti penolakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mahal, Kamar Rawat Inap Standar (KRIS) dalam BPJS Kesehatan, penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, dan penolakan terhadap Outsourcing Tolak Upah Murah (HOSTUM).
Para buruh menyampaikan keprihatinan mereka terhadap biaya UKT yang mahal yang membuat pendidikan tinggi semakin sulit dijangkau. Mereka juga menentang KRIS dalam BPJS Kesehatan yang dianggap merendahkan kualitas layanan kesehatan. Omnibus Law UU Cipta Kerja dianggap sebagai upaya melanjutkan eksploitasi terhadap buruh dengan memberikan fleksibilitas kerja yang merugikan. Terkait dengan outsourcing, buruh menuntut penghapusan sistem tersebut yang tidak memberikan kepastian kerja dan upah yang layak.
Unjuk rasa ini mencerminkan keberanian buruh dalam mengungkapkan aspirasi mereka dan menentang kebijakan yang dianggap merugikan. Mereka berharap pemerintah mendengarkan suara rakyat dan mengambil tindakan yang mendukung kepentingan pekerja, menciptakan kondisi kerja yang adil dan layak untuk semua.