Ternyata Ini Penjelasan BMKG Suhu Dingin Saat Kemarau. Meskipun musim kemarau identik dengan cuaca panas dan langit cerah, beberapa wilayah di Indonesia justru mengalami fenomena suhu dingin yang terasa lebih intens. Fenomena ini kerap kali disalahartikan sebagai dampak dari langit cerah tanpa awan.
Namun, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menjelaskan bahwa anggapan tersebut tidak tepat. Suhu dingin saat kemarau memiliki penyebabnya sendiri, dan tidak berkaitan dengan kondisi langit.
Menurut Guswanto, fenomena ini disebabkan oleh pergerakan Angin Monsun Australia yang bertiup ke arah Benua Asia melewati wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia. Angin ini membawa massa udara kering dan minim uap air,sehingga pada malam hari, saat suhu mencapai titik minimumnya, udara terasa lebih dingin di beberapa wilayah, terutama di selatan garis khatulistiwa.
“Suhu dingin ini merupakan fenomena alamiah yang biasa terjadi saat musim kemarau,” jelas Guswanto.
Beliau menambahkan bahwa suhu dingin memiliki ukuran yang dapat diukur. Contohnya, jika pada kondisi normal suhu malam hari berkisar 21-23 derajat Celcius, maka pada bulan Juli-Agustus, suhu tersebut bisa turun hingga 17-19 derajat Celcius.
BMKG: 43% Zona Musim Sudah Memasuki Musim Kemarau
Data BMKG menunjukkan bahwa saat ini, 43% Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim kemarau.Wilayah-wilayah yang mengalaminya meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung,Banten, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan.
Berdasarkan Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Juli 2024, BMKG memprediksi bahwa suhu rata-rata permukaan akan berkisar antara 22-27°C hingga Dasarian I Agustus 2024, dengan prediksi suhu minimum 22-25°C dan suhu maksimum 28-34°C.
Prediksi BMKG: Wilayah yang Akan Memasuki Musim Kemarau Juli II – Agustus I 2024
BMKG juga memprediksi bahwa pada periode Juli II – Agustus I 2024, beberapa wilayah di Indonesia akan memasuki musim kemarau. Wilayah-wilayah tersebut antara lain:
- Sebagian Sumatra Selatan
- Sebagian Bangka Belitung
- Sebagian kecil Kalimantan Barat
- Sebagian kecil Kalimantan Tengah
- Sebagian Kalimantan Selatan
- Sebagian Kalimantan Timur
- Sebagian Sulawesi Selatan
- Sebagian Sulawesi Tenggara
- Sebagian Sulawesi Tengah
- Sebagian Gorontalo
- Sebagian Sulawesi Utara
- Sebagian Maluku Utara dan Maluku
- Sebagian Papua Barat
- Sebagian Papua
Kesimpulan:
Fenomena suhu dingin saat kemarau bukan disebabkan oleh langit cerah, melainkan karena pergerakan Angin Monsun Australia. Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan tips-tips yang telah disebutkan sebelumnya. BMKG juga terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat.