Kemendikbud Ristek Hapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA. Sistem peminatan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Indonesia mengalami perubahan drastis. Kementerian Pendidikan,Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) resmi menghapus pembagian jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa mulai tahun ajaran mendatang.
Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek,menjelaskan bahwa keputusan ini diambil untuk mengatasi ketimpangan dalam pemilihan jurusan. “Dulu, banyak orang tua yang memaksakan anak mereka masuk jurusan IPA karena dianggap memiliki prospek lebih cerah di perguruan tinggi,” ujar Anindito.
Akibatnya, terjadi penurunan minat pada jurusan IPS dan Bahasa. “Ini berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan,” lanjutnya.
Fokus pada Minat dan Bakat Siswa
Untuk mengatasi ketimpangan tersebut, Kemendikbud Ristek menerapkan sistem baru. Mulai kelas 10, siswa tidak lagi memilih jurusan, melainkan memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat mereka.
“Dengan sistem ini, siswa diharapkan bisa lebih fokus mengembangkan talenta dan minatnya,” jelas Anindito.
Skema pemilihan mata pelajaran akan dipandu oleh guru bimbingan konseling dan orang tua. Siswa akan diberikan tes bakat dan minat untuk membantu mereka menentukan pilihan.
Spesialisasi di Kelas 11 dan 12
Sistem baru ini tetap memberikan kesempatan siswa untuk mendalami bidang yang mereka minati.
“Memasuki kelas 11 dan 12, siswa akan memilih kelompok mata pelajaran yang lebih spesifik sesuai rencana studi mereka di perguruan tinggi,” papar Anindito.
Sebagai contoh, siswa yang berminat di bidang teknik elektro di perguruan tinggi, akan memilih kelompok mata pelajaran yang meliputi matematika, fisika, dan kimia secara lebih mendalam di kelas 11 dan 12.
Menuai Dukungan dan Tantangan
Kebijakan baru ini menuai beragam tanggapan. Para orang tua menyambut baik sistem ini karena memungkinkan anak mereka untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka secara lebih leluasa.
Namun, beberapa pihak khawatir bahwa sistem ini akan membuat siswa kesulitan menentukan fokus bidang studi mereka di perguruan tinggi.
Kemendikbud Ristek menegaskan bahwa mereka akan memberikan pendampingan yang lebih intensif kepada siswa dalam memilih mata pelajaran dan merencanakan studi lanjut.
“Kami akan terus memantau dan mengevaluasi efektivitas sistem ini untuk memastikan kelancaran transisi pendidikan bagi para siswa,” tutup Anindito.
Penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA merupakan langkah berani Kemendikbud Ristek untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih berpusat pada minat dan bakat siswa.