Meta Masih Cabut Pembatasan Akun Trump: Demi Demokrasi. Dalam perkembangan terbaru terkait pencabutan pembatasan pada akun media sosial milik mantan Presiden AS, Donald Trump, pihak Meta (induk perusahaan Facebook) kembali menegaskan landasan kebijakannya.
Dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Reuters pada Senin (15/7/2024), juru bicara Meta menyatakan, “Dalam menilai tanggung jawab kami untuk adanya ekspresi politik, kami percaya rakyat Amerika harus bisa mendengar pendapat dari calon presiden dengan dasar yang sama.”
Pernyataan ini merupakan penjelasan lanjutan atas keputusan Meta untuk mencabut beberapa pembatasan yang sebelumnya diberlakukan pada akun Trump di platform Facebook dan Instagram.
Sebelumnya, akun Trump sempat ditangguhkan oleh Meta pada Januari 2021 karena dianggap telah memprovokasi dan memuji penyerangan pada gedung Capitol AS. Namun, kini pembatasan tersebut dianggap tidak lagi sejalan dengan prinsip demokrasi dan kebebasan berpendapat.
“Kami memahami kekhawatiran banyak pihak terkait kebijakan kami ini. Namun, kami tetap berkomitmen untuk memastikan setiap calon presiden dapat menyampaikan pandangannya secara adil dan setara,” jelas pihak Meta.
Meskipun begitu, pihak Meta menegaskan bahwa mereka akan terus memantau dan menindak tegas setiap konten yang melanggar kebijakan platform, termasuk konten yang bermuatan hoaks, ujaran kebencian, atau provokasi kekerasan.
“Kami tidak akan mentolerir penyebaran informasi yang menyesatkan atau konten yang membahayakan demokrasi. Namun, pada saat yang sama, kami percaya rakyat berhak mendengar langsung dari calon pemimpinnya,” ujar juru bicara Meta.
Keputusan Meta ini tentu saja masih menuai perdebatan di tengah masyarakat. Bagi pendukung Trump, ini merupakan angin segar bagi kampanye Pilpres 2024 mantan presiden. Sementara kritikus menyoroti potensi munculnya kembali narasi-narasi provokatif dan misinformasi di media sosial.
Namun, pihak Meta tetap berpegang pada prinsip kebebasan berpendapat dan keterbukaan informasi sebagai landasan kebijakan mereka. Ke depan, masyarakat AS akan terus mengikuti dinamika persaingan politik menjelang Pemilihan Umum Presiden tahun 2024.
Meta Masih Cabut Pembatasan Akun Trump: Demi Demokrasi