Pasukan AS Disorot Usai Penembakan Donald Trump. Akhir pekan lalu, pasukan pengamanan Presiden Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan setelah insiden penembakan yang menimpa mantan Presiden Donald Trump. Sejumlah kritikan diarahkan ke Secret Service di media sosial terkait insiden ini.
Mereka dikritik karena membiarkan seorang penembak berada sangat dekat dengan Trump. Pelaku, yang diidentifikasi sebagai Thomas Crooks berusia 20 tahun, berhasil mendekati Trump dan membidik ke arahnya sebelum melepaskan tembakan. Seorang pengguna media sosial X juga mengatakan bahwa Crooks berhasil mengelabui sejumlah pihak keamanan, mulai dari Secret Service hingga kepolisian setempat.
Di sisi lain, Trump justru memuji perlindungan yang dilakukan oleh pasukan pengamanannya saat kampanye di Pennsylvania tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan New York Post, Trump menyebut bahwa pasukan pengamanannya telah melakukan pekerjaan yang luar biasa.
“Mereka melakukan pekerjaan luar biasa. Ini sangat tidak nyata untuk kami semua,” kata Trump, seperti dikutip dari Business Insider, Selasa (16/7/2024).
Dalam video yang beredar, terlihat Secret Service langsung melindungi Trump usai terdengar suara tembakan. Tidak lama setelahnya, identitas pelaku, Thomas Crooks, berhasil diungkap. Pasukan pengamanan presiden dilaporkan berhasil melumpuhkan Crooks hingga tewas.
Meskipun demikian, insiden ini memicu pertanyaan mengenai efektivitas sistem keamanan Presiden AS dan membuka perdebatan terkait langkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan keamanan bagi pemimpin tertinggi negara tersebut.
Pasukan AS Disorot Usai Penembakan Donald Trump